Klaten -
Penanganan bencana Merapi dinilai membingungkan. Badan Nasional
Penanganan Bencana (BNPB) yang memegang dana bencana sebesar Rp 150
miliar, baru mengucurkan dana penanganan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar
kepada Pemkab setempat.
"Sejak awal memang membingungkan, bencana Merapi ini tidak dinyatakan bencana
nasional
tetapi penanganannya oleh BNPB," keluh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI,
Aria Bima, kepada wartawan saat mengunjungi pengungsi di Klaten, Jawa
Tengah, Jumat (12/11/2010).
Politisi PDIP ini mengungkapkan, jika
dana penanganan bencana yang saat ini dipegang oleh BNPB sebesar Rp 150
miliar. Namun anehnya baru dikucurkan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar ke
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Padahal, jumlah itu belum cukup
untuk menangani pengungsi yang telah berjumlah ribuan.
"Dana
penanganan bencana Rp 150 miliar masih di tangan BNPB. Saya dengar
masing-masing Pemkab yang secara riil menangani pengungsi baru menerima
Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Ini sangat tidak realistis untuk
menangani pengungsi sebanyak ini," ujar Bima.
Penanganan bencana
yang kurang jelas inipula, disinyalir Bima, menjadi penyebab mundurnya
Palang Merah Indonesia (PMI) di Klaten dalam menangani para pengungsi.
PMI
pada Kamis (11/11/2010) malam, membongkar tendanya yang biasanya
dipakai untuk memasak dan menyiapkan makanan bagi pengungsi.
Kabag
Kesra Kabupaten Klaten, Suwardi, mengatakan jika PMI memang tidak
sanggup menjadi relawan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan seluruh
pengungsi di pendopo Pemkab Klaten yang jumlahnya 3.500 hingga 4.000
pengungsi.
"Sejak awal PMI memang menyatakan hanya sanggup memenuhi kebutuhan paling banyak
2.000
pengungsi setiap harinya. Karena jumlah yang berada disini melebihi
kemampuannya maka mereka kemudian menyatakan tidak sanggup lagi," terang
Suwardi. Tugas dapur umum saat ini sepenuhnya ditangani TNI.
Ketua
PMI Klaten, Wagiyono, belum bisa dimintai keterangan atas keputusan
tersebut. Telepon genggamnya selalu dalam kondisi tidak aktif. Sekjen
PMI Pusat, Budi Atmadi, juga belum bisa memberikan penjelasan karena
sedang mengikuti rapat.
Tempat tenda dapur umum milik PMI kini
telah diganti oleh tenda milik BNPB. Terlihat beberapa ibu-ibu warga
sekitar lokasi menjalankan aktivitas dapur. Mereka mengaku didatangkan
oleh Pemkab untuk menangani masalah dapur pengungsi, bekerjasama dengan
TNI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar